Sunday, August 28, 2011

Kebiasaan di bulan Ramadhan yang salah Kaprah

Alm.Bapak saya pernah mengajarkan hal2 berikut ini, beliau mengatakan bahwa banyak anggapan orang indo itu justru ternyata malah mengacu ke perbuatan bidah. karena sesungguhnya Allah itu tidak suka akan hal yang mengada-ngada. apa aja itu,mari kita simak bersama. (posting ini bersumber dari kaskus: Click me)

Kebiasaan pertama:

Quote:
Berbuka puasa dengan mengucapkan do'a Allahumma Laka sumtu
Mungkin sebagian dari kaskusers sewaktu kecil diajarkan doa ini, namun sebenarnya do'a ini salah, karena berasal dari hadits yang lemah (dhaif/tidak shahih)
allahuma lakasumtu wabika amantu wa’ala rizqhika afthartu birahmatika yaa’arhamarahimin
Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan atas rezeki dari-Mu aku berbuka
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Thabarani dan Ad-Daaruquthuny dengan sanad yang lemah, bahkan satu dengan lainnya tidak bisa saling menguatkan, bahkan lafadznya pun berbeda-beda.
Doa yang biasa diucapkan Rasulullah SAW ketika berbuka puasa:
DzaHabazh zhuma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah
menurut sebagian besar ulama kita tidak boleh berdoa kecuali hanya dengan lafadz doa dari hadits yang sudah dipastikan keshahihannya. Info Lengkap: http://zonaislam.net/?p=12206
Kebiasaan kedua:

Quote:
Adanya Jadwal Imsakiyah
Istilah 'imsak' yang sangat populer di negeri kita sebenarnya merupakan istilah yang agak salah kaprah. Sebab di Indonesia imsak diartikan sebagai waktu mulai puasa, bukan 'bersiap-siap untuk puasa 10 menit lagi'. Hal ini perlu diluruskan, bahwa saat dimulai puasa itu bukan sejak masuknya waktu 'imsak', melainkan sejak masuknya waktu shubuh. Ini penting agar jangan sampai nanti ada orang yang salah dalam memahami. Dan merupakan tugas kita untuk menjelaskan hal-hal kecil ini kepada masyarakat.

Kalau agan bertanya kenapa ada jadwal imsak di Indonesia, ini memang pertanyaan menarik. Indonesia punya karakter unik yang terkadang tidak dimiliki oleh negara di mana Islam itu berasal. Salah satunya imsak ini. Bahkan sampai ada istilah jadwal imsakiyah.
Spoiler for Jadwal Imsakiyah:

Padahal maksdunya adalah jadwal waktu-waktu shalat. Karena kebetulan dicantumkan juga waktu 'imsak' yang kira-kira 10 menit sebelum shubuh itu, akhirnya namanya jadi seperti itu. Padahal waktu 10 menit itu pun juga hanya kira-kira, sebagai terjemahan bebas dari kata sejenak. Memang asyik kalau ditelusuri, kenapa 10 menit, kenapa tidak 5 menit atau 15 menit? Pasti tidak ada yang bisa menjawab.

Dan itu khas Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Mudah menjiplak sesuatu yang dia sendiri tidak pernah tahu asal muasalnya. Pokoknya itu yang masyhur di masyarakat, itu pula yang kemudian dijalankan. Urusan dasar pensyariatan dan asal usulnya, urusan belakang.
"Jadi intinya Indonesia itu mengada-ngadakan. Sementara Allah berkata Celakalah orang yang mengada ngadakan!
sumber: http://www.ustsarwat.com/search.php?id=1188423651


Kebiasaan ketiga:

Quote:
Mengucapkan Minal aidin wal faidzin
Para sahabat Nabi Shallallaahu’alaihi wa Sallam bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabballallaahu minna wa minka (Semoga Allah menerima dari kami dan darimu)”.

Lalu apa arti Minal Aidin Wal Faidzin?

Dikalangan masyarakat dan media Televisi berjuta-juta muslim di Indonesia sering mendengar kata ini digandengkan dengan kata ‘Mohon ma’af lahir batin’ sehingga kurang lebih begini :

“MINAL AIDIN WAL FAIDZIN - MOHON MA’AF LAHIR DAN BATIN”,

Seakan-akan (mungkin yang mengucapkan) menganggap bahwa Minal Aidin Wal Faidzin ini berarti Mohon Ma’af Lahir dan Batin.. Benarkah begitu? Coba perhatikan dan analisa sendiri jika dua frase itu diartikan secara menyeluruh dalam bahasa Indonesia yang benar:

“TERMASUK DARI ORANG ORANG YANG KEMBALI SEBAGAI ORANG YANG MENANG-Mohon ma’af lahir dan Batin”.

Mari perhatikan, dalam budaya Arab, ucapan yang disampaikan ketika menyambut hari Idul Fitri (yang mengikuti teladan nabi Muhammad SAW) adalah “Taqabbalallahu minna waminkum”, Kemudian menurut riwayat ucapan nabi ini ditambahkan oleh orang-orang dekat jaman Nabi dengan kata-kata “Shiyamana wa Shiyamakum”, yang artinya puasaku dan puasamu, sehingga kalimat lengkapnya menjadi “Taqabbalallahuminna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum” (Semoga Allah menerima amalan puasa saya dan kamu).

Dari riwayat tersebut dan seperti keterangan keterangan yang dipaparkan yang benar adalah dari “Taqabbalallahu…sampai…shiyamakum”. tidak satupun menyatakan ada istilah Minal Aidin wal Faidzin. Atau Tanpa minal Aidin wal faidzin.
sumber: http://agama.kompasiana.com/2010/09/...n-wal-faidzin/

No comments:

Post a Comment